Gara-gara Omicron, Tingkat Rawat Inap Kasus Covid di AS Melonjak Tajam
Suluhsumatera - Tingkat rawat inap di Amerika Serikat melonjak akibat menyebarnya virus corona varian Omicron. Penambahan rawat inap bahkan diprediksi segera melewati rekor pada Januari 2021 lalu.
Pada Kamis (6/1) total penambahan kasus COVID-19 di AS mencapai 662 ribu. Seiring itu, AS melaporkan jumlah pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit mendekati angka 123 ribu.
Perhitungan tingkat rawat inap saat ini sudah mendekati rekor sebelumnya yaitu 132 ribu pada 2021 lalu.
Meski ada lonjakan pasien COVID-19, rata-rata kematian di AS stabil di angka 1.400an per hari. Jumlah ini di bawah rata-rata angka kematian di tahun lalu.
Rendahnya angka kematian disebabkan Omicron tidak lebih mematikan dibanding varian lain seperti Delta.
Meski demikian, melonjaknya tingkat rawat inap membuat rumah sakit di AS mulai kewalahan. Hal ini disebabkan, banyak perawat dan petugas medis yang juga terinfeksi Omicron.
"Ada banyak kekuatan yang berkontribusi pada tantangan kita hadapi saat ini. Saya katakan ini bukan suatu keputusasaan lebih ke kelelahan," ucap Kepala Petugas Medis Penn State Health di Pennsylvania seperti dikutip dari Reuters.
Meski ada lonjakan tingkat rawat inap, salah seorang pejabat daerah di AS yaitu Gubernur New York Kathy Hochul yakin gelombang corona akibat Omicron segera berlalu.
Hochul menegaskan keyakinannya didasari oleh data yang diberikan Komisaris Kesehatan New York Dr Mary Bassett. Data ini mengungkap penambahan kasus COVID-19 karena Omicron sifatnya insidental.
"Butuh beberapa hari untuk mengetahui ini sudah mencapai puncak. Januari memang kita prediksi sulit. Tapi Februari situasi akan makin baik," ujar Bassett.
Comments