Udah Berjualan 15 Tahun, Heboh Nasi Uduk Babi Diminta Ganti Nama Hapus Label Aceh
Suluhsumatera - Warga di Jakarta belum lama ini dihebohkan dengan adanya restoran Babiambo yang menjual nasi Padang babi di Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Kini, ada lagi penjual nasi uduk khas Aceh yang menggunakan daging babi, yang dijual di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara.
Seperti yang dilaporkan Kumparan, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria angkat suara terkait hal ini.
Riza meminta kepada para pedagang sebaiknya untuk memperhatikan adat istiadat dan norma yang menjadi kebiasaan masyarakat.
Riza menuturkan, umumnya daerah Aceh dan Sumatera Barat memang identik dengan nilai-nilai Islam, sehingga menggunakan bahan-bahan yang tidak sesuai dengan nilai ajaran tersebut akan menimbulkan sebuah polemik.
“Setiap daerah itu punya makanan-makanan, mari kita hormati. Kalau memang mau bikin untuk kepentingan pribadi di rumah ya silakan saja," kata Riza kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (16/6).
"Kalau dijual di tempat umum, umpamanya nasi Padang dengan daging yang tidak biasa itu kan nanti dapat menimbulkan persepsi yang berbeda. Jadi kita hindari, mari sama-sama menghargai dan saling menghormati satu sama lain,” sambungnya.
Kini Berganti Nama
Berdasarkan pantauan pada Jumat (17/6) pagi, warung makan yang berlokasi di Pasar Muara Karang, Penjaringan, Jakarta Utara, ini masih ramai di datangi pembeli.
Warung makan yang sebelumnya bernama Nasi Uduk Aceh 77 ini telah mencopot kata Aceh pada stiker di etalasenya. Terlihat pula dengan jelas, ada stiker non halal yang terpasang.
Pemilik warung makan itu, Linda mengaku, telah mengganti nama tempat usahanya setelah ramai menjadi perbincangan publik. Padahal dia sudah berjualan dengan nama terebut selama 15 tahun terakhir.
Dia mengaku tak ada maksud untuk menyinggung suatu suku atau lapisan masyarakat tertentu dengan pemberian nama itu.
"Iya, enggak ada maksud lain. Tapi sekarang sudah dicopot (kata Aceh), dari pertama kali itu sudah dicopot dan diberi tulisan non halal," ujar Linda di lokasi.
Linda menjelaskan, kata Aceh yang sematkan pada dagangannya memang dari daerah asalnya. Suaminya juga lahir di Aceh.
"Kalau nama Aceh itu kan sebenernya nama Aceh itu pemberian orang tua. Terus waktu itu kan enggak ada nama tokonya, terus karena orang tua lahir di Banda Aceh, orang taunya oh nasi Aceh, nasi Aceh, makanya dikasih nama Aceh. Beneran orang tua lahir Banda Aceh, suami saya pun lahir di Banda Aceh," ungkap dia.
Comments