Logging Test Sumur T-11 PT. SMGP Diduga Bocor, HCC: Fixed Gas Detector Tunjukkan Angka 0
PANYABUNGAN
suluhsumatera : PT. Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP), Jumat (16/9/2022), melakukan logging test sumur T-11 yang bertujuan untuk mengukur tekanan dan temperatur sumur.
Namun kegiatan itu diduga terjadi kebocoran dan delapan warga menjadi korbannya.
Ini terjadi, sekira pukul 20.30 WIB, warga Desa Sibanggor Julu, Kec. Puncak Sorik Marapi (PSM), mencium aroma busuk yang menyengat dan mereka menduga itu adalah gas H2S.
Informasi yang terangkum, warga yang diperkirakan berjumlah 50 orang kemudian mendatangi lokasi sumur. Sekira pukul 20.40 WIB, warga memasuki areal untuk mendesak para pekerja menghentikan aktivitas.
Mengetahui hal itu, Aparat Penegak Hukum (APH) TNI/Polri yang sedianya bertugas di lokasi berupaya menghindari terjadinya tindakan anarkis dan penjarahan. Mereka memberikan pencerahan agar permasalahan tersebut dapat dimusyawarahkan.
“Saat itu ada warga yang terhirup langsung dilarikan ke posko dan mendapat pertolongan dari dokter perusahaan. Warga itu langsung muntah-muntah, kemudian dirujuk ke rumah sakit,” ungkap salah seorang personel TNI, di Panyabungan.
Sebutnya, tidak semua korban dapat ditangani. APH, pihak perusahaan dan warga berjibaku menyelamatkan korban lainnya.
Para korban selanjutnya dibawa ke rumah sakit menggunakan ambulance dan kenderaan perusahaan untuk mendapatkan perawatan inttensif.
Namun, Head of Corporate Communication (HCC) SMGP, Yani Siskartika mengatakan, kegiatan operasional itu berjalan normal dan tidak ada aliran fluida yang keluar sepanjang logging dilakukan, karena kondisi sumur dalam keadaan tertutup.
“Kegiatan operasional tersebut sejauh ini berjalan normal karena tidak ada satu pun alarm H2S yang aktif. Namun dihentikan setelah ada laporan warga yang mengeluh mencium bau,” katanya ketika dikonfirmasi via Whatsapp.
Jelasnya, tidak ada pekerja di lokasi pad T yang mengalami keluhan kesehatan saat pekerjaan logging berlangsung.
PT. SMGP sebutnya, juga telah memastikan kondisi pengukuran alat pendeteksi gas (fixed gas detector) yang menunjukkan tidak ada H2S atau nol.
Kendati demikian, kasus ini sudah ditangani oleh pihak kepolisian dan masih dalam proses penyelidikan.
Berikut data korban yang diduga terpapar gas H2S:
- RSU Permata Madina
- Masrifah, 45
- Asmar, 35
- Hamidi, 33
- Nasiruddin tanjung, 65
- RSU Panyabungan
- Nurhabiba, 62
- Parwis, 40
- Alfi Husein, 9
- Yusril Tanjung, 20. (ir)
Comments