Luapan Sungai Singolot Hanyutkan 38 Pondok Santri Mustafawiyah dan Rubuhkan Satu Gedung di STAIN Madina
MANDAILING NATAL
suluhsumatera : Hujan yang mengguyur Kabupaten Mandailing Natal (Madina), pada Rabu (20/12/2023) malam kemarin, telah membuat Sungai Singolot meluap.
Kendati tidak ada korban jiwa, namun luapan air telah menghanyutkan 38 pondok santri Mustafawiyah di Desa Purba Baru, dan satu gedung di kampus Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Madina.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Madina, Mukhsin Nasution, Kamis (21/12/2023) mengatakan, air yang melewati Desa Purba Baru, Kecamatan Lembah Sorik Marapi, saat ini sudah surut dan pihaknya juga sedang memberikan bantuan logistik kepada para santri yang terdampak.
“Air sudah surut dan kita sedang memberikan bantuan logistik. Untuk korban jiwa tidak ada. Malam itu hanya dugaan-dugaan para santri saja yang merasa khawatir dengan rekannya yang masih berada dalam pondok yang terseret arus itu,” katanya.
Kemudian disebutkan, dari hasil pendataan, ada 38 pondok santri Mustafawiyah yang hanyut terseret arus sungai dan itu memang letaknya berada di pinggiran sungai.
Kejadian ini pun juga telah ditinjau oleh Bupati dan Wakil Bupati Madina. Namun prihal pondok santri, kata dia, pihak pemerintah daerah masih berkoordinasi dengan pihak Mustafawiyah.
“Belum ada langkah ke sana, kita masih berkoordinasi dengan pihak Mustafawiyah, karena saat ini kita masih fokus untuk urusan logistik,” sebut Mukhsin.
Sementara diinformasikan juga, dampak tingginya intensitas hujan di malam itu, luapan anak Sungai Singolot juga menyebabkan debit Sungai Batanggadis ikut meningkat. Alhasil gudang dan gedung Pramuka di Kampus STAIN pun turut terkena dampak dan rubuh.
Kekhawatiran akan meluapnya air Sungai Batanggadis ini sebelumnya juga pernah disampaikan oleh masyarakat dan pihak kampus.
Waktu itu, mereka berharap pemerintah daerah dan provinsi memberikan perhatian untuk melakukan pelurusan sungai dengan meneruskan pekerjaan yang sudah ada. (ir)
Comments