Sepekan Lebih Pasca Bencana, 7 Desa di Marancar Tapsel Masih Gelap Gulita
TAPANULI SELATAN
suluhsumatera : Sudah lebih dari sepekan sejak Bupati Tapanuli Selatan (Tapsel), Gus Irawan Pasaribu menetapkan status tanggap darurat bencana.
Namun hingga Sabtu (6/12/2025), tujuh desa di Kecamatan Marancar masih belum menikmati aliran listrik dan terpaksa hidup dalam kegelapan.
Tujuh desa tersebut adalah Desa Simaninggir, Desa Marancar Julu, Desa Sugi, Desa Aek Sabaon, Desa Hau Natas, Desa Tanjung Dolok, dan Desa Aek Nabara.
Pemadaman berkepanjangan ini terjadi akibat sejumlah tiang listrik tumbang serta kabel putus akibat banjir dan longsor yang melanda kawasan tersebut.
Salah seorang warga Desa Simaninggir, A. Hutasuhut, mengaku kondisi gelap sudah berlangsung hampir dua pekan tanpa kepastian kapan listrik kembali normal.
“Sudah hampir dua pekan kampung kami gelap. Aliran listrik terputus karena beberapa tiang tumbang dan kabel putus,” ujarnya.
Ia juga menyinggung bahwa Marancar merupakan kampung halaman Bupati Gus Irawan Pasaribu, namun hingga kini pemulihan aliran listrik belum menyentuh desa-desa di sana.
Warga yang membutuhkan listrik terpaksa menumpang mengisi daya ponsel ke rumah warga lain yang memiliki genset.
Keluhan serupa datang dari warga Dusun Adian. Mereka menyebut Bupati sempat berkunjung seminggu lalu dan berjanji memprioritaskan wilayah yang terdampak lebih parah.
“Waktu itu kami maklum. Tapi sabar ada batasnya, ini sudah seminggu lebih,” ujar seorang warga.
Meski jaringan internet sudah kembali normal, warga menyebut ketiadaan listrik membuat aktivitas sehari-hari sangat sulit. Salah satu warga bahkan mengungkapkan ibunya yang lansia kesulitan makan karena terbiasa mengonsumsi nasi hangat.
“Ibu saya sudah tua. Kalau listrik tak ada, kami tak bisa pakai magic com untuk menghangatkan nasi. Terpaksa kami memasak pakai kayu bakar,” ucapnya.
Masyarakat Marancar berharap pemerintah daerah segera mengambil langkah nyata dengan mendesak PLN untuk memperbaiki tiang listrik yang tumbang dan menyambung kabel yang putus.
Mereka menunggu kepastian agar desa-desa mereka kembali terang dan kehidupan bisa berjalan normal seperti sedia kala.
(Baginda Ali Siregar)


Comments