Sumut Siap Berkolaborasi Wujudkan Ekosistem Digital
MEDAN
suluhsumatera : Pemprov Sumut mendukung dan siap berkolaborasi dengan semua pihak untuk mewujudkan ekosistem digital yang lebih baik di masa yang akan datang.
Apalagi, pandemi Covid-19 menghasilkan fenomena low touch economy atau aktivitas ekonomi yang meminimalkan sentuhan fisik, telah mendorong untuk mengadopsi teknologi digital.
Hal ini disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sumut R. Sabrina pada Webinar dengan tema "Peran Industri Internet dalam Memutus Rantai Penularan Covid-19 dan mendukung Kebiasaan Baru di Sumut" di Ruang Sumut Smart Province (SSP), Selasa (14/07//2020).
Sebagai narasumber, Direktur Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika RI Ahmad M. Ramli, dari Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia Ikhsan Baidrus, dan perwakilan Telkom Subdit Jasa Telkom Komang B. Aryasa serta lainnya.
"Kondisi ini telah menciptakan momentum percepatan transformasi teknologi, khususnya digitalisasi proses bisnis di berbagai aktivitas sosial dan ekonomi. Bahkan diyakini hal ini akan menjadi sebuah kebiasaan baru bagi kita di masa yang akan datang. Untuk itu, tentu infrastruktur teknologi informasi menjadi pendukung yang utama," ucap Sabrina.
Dalam mewujudkan ekosistem digital yang baik, Pemprov Sumut meminta untuk saling bekerja sama saling bahu-membahu meningkatkan kapabilitas yang telah dimiliki, terutama pada daerah-daerah blankspot di Sumut.
Direktur Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, Ahmad M. Ramli menyatakan, pentingnya edukasi pada masyarakat tentang pentingnya penggunaan aplikasi dalam berbagai kegiatan untuk memutus mata rantai Covid-19.
Menurutnya, dari data total Desa/Kelurahan yang sudah terjangkau jaringan 4G di Indonesia sebanyak 70.670 desa/kelurahan.
Sedangkan yang belum terjangkau 4G kata dia, sebanyak 12.548 desa/kelurahan.
"Dari jumlah jaringan yang sudah merata di Indonesia, bagaimana kita menggunakan jaringan internet untuk mencegah penyebaran Covid-19 itu sendiri," katanya.
Ahmad mengatakan, pemanfaatan internet di Danau Toba yang merupakan sektor prioritas pertumbuhaan ekonomi di Sumut yang sudah didukung 100 persen jaringan 4G diharapkan mampu mengembangkan marketplace untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi UMKM di Sumut.
Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia, Ikhsan Baidrus menyampaikan, dari data Google’s Community Mobility Report menunjukan adanya penurunan mobilitas masyarakat Indonesia di sekitar tempat kerja, pusat perbelanjaan serta pusat rekreasi.
"Sebaliknya terjadi peningkatan mobilitas masyarakat di sekitar wilayah pemukiman," katanya.
Dijelaskan banyak platform ekonomi yang memanfaatkan smartphone, perangkat lunak dan application programming interface (API) untuk menciptakan pasar digital dengan berbagai macam layanan dan produk yang akan berdampak pada peningkatan kebutuhan bandwidth yang signifikan.
"Penggunaan bandwidth untuk smartphone meningkat 435 persen dari tahun 2015 sebesar 1.969 MB/bulan menjadi 10.542 MB/bulan pada tahun 2020. Ini tentunya akan menyebabkan peningkatan trafik IP," katanya.
Dalam kesempatan itu, perwakilan Telkom Subdit Jasa Telkom, Komang B. Aryasa juga memperkenalkan aplikasi yang bermanfaat untuk pencegahan dini Covid-19 bagi masyarakat dan pemerintah.
Aplikasi tersebut bernama PeduliLindungi yang sudah dapat diunggah di playstore.
Aplikasi PeduliLindungi yang dikembangkan oleh PT. Telkom Indonesia, Tbk (TLKM) dengan bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) saat ini sudah didownload 4,1 juta kali, jumlah ini belum 5 persen dari total penduduk Indonesia.
Komang menyampaikan beberapa manfaat dari aplikasi tersebut yakni untuk masyarakat aplikasi tersebut memberikan informasi bila pernah berdekatan dengan suspect Covid-19 dalam 14 hari terakhir dan lokasinya.
"Memberikan notifikasi bila memasuki daerah terdampak, juga memberikan peringatan bila berada di keramaian dan kerumunan," katanya.
Juga memudahkan proses identifikasi ODP ketika masuk wilayah Indonesia. Memberikan peringatan bila keluar dari area karantina mandiri, memberikan fasilitas cek kesehatan mandiri serta fasilitas konsultasi dokter secara online.
"Membantu informasi Paspor bebas covid, lalu bisa melihat hasil rapid/swab diaplikasi serta dapat memberikan izin perjalanan luar kota, masuk daerah wisata berupa digital dokumen," katanya.
Sedangkan manfaat untuk pemerintah sendiri, Komang menjelaskan, aplikasi ini dapat mengidentifikasi orang yang diduga terinfeksi karena pernah kontak dengan suspect Covid-19.
Kemudian memudahkan pemerintah dalam proses tindak lanjut kepada orang yang berpotensi terinfeksi dengan protokol penanganan Covid-19.
Selanjutnya memberikan informasi daerah yang masih rawan terjadi kontak yang menyebabkan penyebaran virus, memberikan status ODP secara otomatis pada pendatang wilayah Indonesia dan memberikan status karantina mandiri pada pendatang wilayah Indonesia. (*)
Comments