Prof. Dr. Alaidin Koto, MA: Demo Anarkis Bukan dari Demokrasi
PEKANBARU
suluhsumatera : Pertemuan tokoh-tokoh antar agama dan tokoh masyarakat serta lintas agama di RA Kopi Aren, Pekanbaru, Riau, meminta tidak ada lagi demo yang berujung anarkis di Tanah Bumi Melayu.
T. Rusli Ahmad, Ketua Umum DPP Santri Tani Nusantara yang juga tokoh NU Riau, mengatakan, tokoh-tokoh antar agama serta tokoh masyarakat mendukung Kapolda Riau mengusut tuntas siapa dalang aksi demo anarkis, yang berujung perusakan-perusakan yang sudah terjadi 8 Oktober 2020.
"Kami melarang adanya demo anarkis di Tanah Bumi Melayu dan kita tetap mendukung demo kritis mahasiswa, jika tetap dalam rangka menyampaikan aspirasinya sesuai dengan konstitusi dengan santun tetapi jangan anarkis. Seharusnya dicek dulu atau dibaca UU Cipta kerjanya dan jangan termakan hoaks. Ini suasana pandemi Covid-19 dan juga ini bisa dilakukan ke MK," ujarnya.
Prof. Dr. Alaidin Koto, MA, Guru Besar Hukum Islam/Politik Islam pada Fakultas Syariah dan Ketua Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Riau, menyampaikan, demo Anarkis bukan bagian dari demokrasi. Apa lagi dilakukan di Bumi Melayu.
"Yang anarkis pasti bukan mahasiswa yang sesungguhnya," katanya.
Dikatakan Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah Riau, Dr. H. Saidul Amin MA, kesantunan adalah warisan abadi masyarakat melayu. Kesantunan merupakan lambang dari budi, sementara budi ukuran bangsa.
"Ini yang dikatakan pepatah Melayu yang kurik kundi, yang merah saga. Yang baik budi yang indah bahasa. Kokoh rumah karena sendi, rusak sendi rumah binasa. Yang indah adalah budi, budi hilang bangsa binasa. Maka memimpin harus santun. Menjadi rakyatpun harus santun. Mengkritik mesti santun, menerima kritik juga harus santun. Demonstrasi mesti santun, mengamankan demonstran juga harus santun. kalau kesantunan ini kita jaga maka Riau akan jaya. Mari kita suburkan nilai kesantunan ini," ajaknya.
Menurut Igusti Gede Nyoman Wiratama, Ketua Parisada Hindu Darma Indonesia (PHDI) Provinsi Riau, pihaknya menyesalkan aksi demo, Kamis (08/10/20) dan kedepan pihaknya akan melarang demo-demo berujung anarkis.
"Jika mau demo seharusnya santun serta harmonis untuk menyampaikan aspirasi," ujarnya.
Di tempat yang sama Harry Rau, perwakilan Katolik, juga menyayangkan terjadinya demo secara anarkis.
"Agama sangat melarang merusakkan barang orang lain apalagi merusak diri kita sendiri. Dan setahu saya lagi, semua agama juga melarang merusak barang orang lain atau infrastruktur yang sudah ada," jelasnya.
Ketua LAMR, Datuk Sri Al Azhar menyatakan sikap, demo tidak boleh anarkis, karena Bumi Tanah Melayu ini penuh sopan santun, berbudaya tenggang rasa, dan saling menghormati.
"Berdemo boleh tapi harus menjunjung tinggi nilai-nilai sopan santun dan tidak boleh anarkis. Utamakan protokol kesehatan dan wajib pakai masker. Apa lagi sekarang ini situasi pandemi atau Covid-19 dan Pekanbaru ini zona merah," katanya. (wan)
Comments