Jauh Tertinggal dari Daerah Lain, Pilkada 2024 Paluta Harus Perubahan
PADANG LAWAS UTARA
suluhsumatera : Tokoh muda tingkat nasional, Akhmad Gojali Harahap menilai Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta) sudah jauh tertinggal dari daerah lain.
Apalagi bidang pendidikan, sosial budaya dan lainnya.
“Tak usah jauh kita studi banding, di Sumut kita jauh tertinggal dibandingkan daerah-daerah lain,” kata Akhmad Gojali, putra asli Portibi ini, saat didapuk sebagai pembicara di HUT ke 6 Waterboom RCM Grup, Minggu (26/11/2023).
Misalnya, lanjut Gojali, di Tapsel ada sekolah unggulan mulai dari SMU, kemudian MAN IC dan lainnya.
“Pertanyaan, di Paluta ini ada ngak sekolah unggulan? Kalau tidak ada, mungkin jawabannya karena pemerintah saat ini tidak memikirkan itu. Dan juga pemerintahnya tidak mau menganggarkan untuk sekolah unggulan.
Padahal sekolah unggulan ini sangat perlu, sebab 5-10 tahun kedepan kita harus menyiapkan generasi yang unggul,” paparnya.
Kemudian sebut dia, dilihat dari aspek budaya, boleh dikatakan budaya saat ini sudah mulai jauh dari agama, sudah mulai jauh dari adat istiadat Padang Lawas Utara.
“Oleh karena itu, dalihan natolu (mora, kahanggi, anak boru) itu menjadi sipirit kita sampai kapanpun, supaya kita saling menghargai antara mora, kahanggi anak boru saling menguatkan. Ini belakang kita lihat anak-anak kita sudah tidak paham yang dimaksud dalihan natolu, semua berantam, kenapa karena tidak kita lestarikan. Yang ada saat ini hanya simbol-simbol, ada raja adat, ada ketua adat. Tetapi nilai-nilai dalihan natolu tidak tertanam dijiwa kita serta anak-anak kita ini menjadi persoalan,” imbuhnya.
Kemudian lanjutnya, agama, di Paluta ini terbanyak pesantren, sekira 54 pesantren. Melihat kondisi ini semua harusnya sudah jauh dari maksiat, dosa serta Narkoba, dan lainnya.
“Tetapi apa yang kita lihat saat ini tempat maksiat masih merajalela di Paluta ini. Hal inilah yang menjadi persoalan. Lain lagi persoalan ekonomi sangat miris kita lihat. Menurut Dirjen Pertanian RI, Paluta ini termasuk terbelakang soal pertanian dan ekonomi, ini baru ditingkat kabupaten-kota,” paparnya.
“Bayangkan, 415 kabupaten-kota se Indonesia kita di nomor berapalah itu,” timpalnya.
Maka atas dasar inilah ia dan kawan-kawan dari perantauan di Ibukota Jakarta kompak dan sepakat untuk melakukan perubahan di Paluta.
“Dan orangnya yang akan memimpin perubahan itu adalah Hamsiruddin Siregar,” tegas Gojali mantan aktivis PMII 98 ini.
“Hal ini terjadi pro dan kontra tidak apa-apa, namun pada umumnya semua ingin ada perubahan di Paluta untuk memimpin,” sambungnya.
“Kenapa pilihan kami pada Hamsiruddin Siregar, bukan karena famili, bukan karena teman dekat atau yang lain-lain. Tetapi pertama dari aspek kapasitas intelektual Hamsiruddin layak, jenjang pendidikannya mulai dari SMA hingga S2. Artinya layak memimpin di Paluta dimasa yang akan datang,” katanya menambahkan.
Kedua sebut dia, dari aspek kepemimpinan Hamsiruddin sudah memimpin ribuan karyawan, baik di Paluta maupun di Jakarta, dan itu teruji dan sukses. Ketiga kata dia, ia juga sudah banyak berbuat di Paluta, baik sosial, infrastruktur, dan aspek wisata.
“Kalau hitungan bisnis rugi wisata air dibangun di Paluta. Tetapi ini tetap dikerjakan beliau, inilah yang membuat kita akan mampu dan layak menjadi pemimpin di masa yang akan datang. Sebab beliau komitmen dan sepakat dengan program yang ditawarkan, sepakat dengan perubahan yang akan kita lakukan baik pendidikan, sosial budaya, ekonomi termasuk reformasi birokrasi. Kenapa reformasi birokrasi karena mentalitasnya di Paluta oknumnya mentalitasnya korupsi, maka dari itu harus kita rubah. Kemudian pelayanan juga sangat tidak memuaskan bahkan terkesan mereka itu harus dilayani bukan melayani sebagai Aparatur sipil negara. Kedepan Hamsiruddin akan siap karena kita sudah diskusi panjang dan sudah banyak ngobrol dan sudah menyusun sejumlah program visi-misi,” tuturnya.
Oleh karena itu, ia yakin dan percaya Hamsiruddin akan mampu memimpin Paluta ini dan insyaAllah terpilih di 2024. (hrp)
Comments